Jumat, 11 Maret 2011

Intimidasi Dalam Dunia Pendidikan

 Intimidasi Dalam Dunia Pendidikan

Intimidasi Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia  sekarang ini memang banyak kita jumpai. Dan itu telah banyak mengalami perubahan yang fundamental atau dari akar filosofisnya. Baik perubahan yang positif maupun negative. Banyak yang tidak sadar akan sebuah pengekangan akal yang terjadi di beberapa sekolah konvensional. 

Murid didik tidak dianjurkan untuk memperkaya pengetahuan hanya ilmu sekolahlah yang perlu dipelajari dan dikembangkan. Bukankah hal ini yang menjadikan murid seperti katak dalam tempurung dan akhirnya menjadi kerdil dan kurangnya pengetahuan di dalamnya.


Liberalisasi pemikiran kadang dipandang sebelah mata dan tidak menyeluruh. Ketakutan akan pemikiran yang tak terkendali yang akhirnya membawa sang pemilik akal menuju jurang paradoklah yang biasanya menjadi alasan. Sebenarnya bukan ilmu yang menjadikan seseorang bersikap radikal tetapi cara berfikir yang salahlah yang menyebabkannya.

Instansi pendidikan haruslah kembali ke tujuan awal yaitu mencerdaskan manusia. Bila pikiran saja sudah terbelenggu dengan adanya penjara akal yang mencoba mengekang maka tidak aka nada lagi sisi revolusi pemikiran yang terbangun untuk bisa lepas. Kemapanan yang dinikmati menjadi sesuatu yang menina bobokkan pikiran. Sehingga pikiran tidak bisa lagi dinamis. Hanya berfikir sempit. Ilmu yang dimiliki Allah tak terbatas bahkan jika air laut dari 7 samudra digunakan sebagai tinta dan seluruh pohon didunia ini sebagai kertasnya maka tidak akan cukup menuliskan ilmu Allah yang begitu banyaknya.

System pendidikan yang membebaskan adalah system pendidikan yang terbangun atas dasar kesadaran pribadi manusia bukan atas dasar pemaksaan. Manuia bisa disebut objek yang unik karena fleksibilitas jiwa dan pemikirannya. Bukannya hewan yang bisa digeneralisir dan disamakan. Perlakuan pendidikan kepada manusia pun haruslah menjadikan manusia dapat berfikir kembali atas eksistensinya.

Kesadaran atas eksistensi dapat mengarahkan manusia ke dalam tujuan hidup. Yakni mengarah kepada Allah SWT sebagai sumber dari kebaikan. Hal-hal yang bersifat fisik hanyalah sementara adanya. Dalam artian bukan suatu capaian kedepan untuk melakukan sesuatu.( BANYAK SUMBER)

0 komentar:

Posting Komentar