Jumat, 11 Maret 2011

Komersialisasi Pendidikan Mengancam Masa Depan Bangsa

Komersialisasi Pendidikan Mengancam Masa Depan  Bangsa

Komersialisasi Pendidikan Mengancam Masa Depan  Bangsa, dalam tulisan ini dimaknai sebagi sebuah manajemen pendidikan yang menempatkan lembaga pendidikan sebuah institusi komersial. Sebagai lembaga komersial, maka lembaga pendidikan akan mengimplementasikan prinsip prilaku produsen, dalam literatur ekonomi liberal, tujuan produksi adalah untuk ”Profit Maximilizing” dalam hal ini dimaknai secara finansial. Secara sederhana Profit Maximilizing dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu Cost Reducing dan Revenue Increasing.

Paling tidak ada 3 (tiga) fenomena menonjol yang menimbulkan diskursus tentang komersialisai (Bahkan ada sebuah indikasi upaya untuk melakukan kapitalisasi pendidikan atau yang lazim kita sebut sebagaibarang dagangan”) didalam dunia pendidikan akhir2 ini. Fenomena pertama adalah menurunnya kemampuan pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan bermutu yang harganya terjangkau. Penurunan kemampuan pemerintah ini disebabkan banyaknya alokasi anggaran yang dipakai untuk bayar hutang pemerintah maupun bayar hutangnya para konglomerat. 

Hal ini menimbulkan implikasi  terhadap pembiayaan pendidikan dengan ditandai adanya pengalihan finansial pada lembaga pendidikan yang dituangkan dalam bentuk otonomi penyelenggaraan pendidikan.. yang sangat kentara terliahat pada status Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Keadaan seperti ini sebenarnya mencerminkan karakter pemerintahan kita hari ini yang selalu membuka peluang atas terjadinya liberalisasi dan privatisasi disemua sektor vital yang sangat dibutuhkan oleh rakyat! Penyelenggara negara selalu memposisikan dirinya sebagai regulator atas kepentingan modal imperialisme, sehingga banyak melahirkan kebijakan dalam bentuk UU yang hari ini sangat menindas rakyat. 

Fenomena ke 2 (dua) adalah peningkatan biaya masuk sekolah yang belakangan ini banyak dikeluhkan oleh wali murid (jelata). Fenomena kedua ini banyak terjadi disekolah menegah (SMP dan SMA / SMK) menyusul diterapkannya Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) yang memberikan kesempatan kepada sekolah sebebas-bebasnya untuk menggerakkan roda kebijakannya  yang dianggap perlu demi peningkatan mutu. Dengan alasan inilah sekolah seakan berlomba untuk menetapkan biaya masuk sekolah yang cukup mencekik (mahal).

Fenomena yang terakhir adalah maraknya lembaga bimbingan yang menawarkan layanan pendidikan dengan orientasi yang betul-betul ”Market Oriented ”. Dalam hal kualitas lembaga ini bersaing dengan sekolah, walau lembaga ini belum mampu menjadi pesaing formalitas karena kewenangan memberikan ijzah masih ada pada departemen pendidikan. Maraknya lembaga bimbingan ini setidaknya dipicu oleh rendahnya kemampuan guru untuk melalukan proses Didaktik-Metodik di sekolah, sementara sekolah sekarang hanya berorientasi pada kognitivasi ( keberhasilan sekolah hanya ditekankan pada kognitf). Tiga fenomena inilah yang memicu maraknya komersialisai pendidikan yang pada gilirannya akan mnembawa simiskin semakin miskin dan tertindas. Untuk itu ” Ayo” Pererat persatuan dan kobarkan semangat perjuangan rakyat tertindas untuk melawan domonasi Imperalisme yang berkembang di negara kita saat ini. (banyak sumber)

0 komentar:

Posting Komentar